Escape to The My Dream
Suatu hari ada seorang gadis yang sangat penurut pada orang tuanya, dia bernama Dina, Dina anak yang pendiam namun ceria, dia sangat senang dengan kegiatan belajar, bahkan banyak bimbingan belajar yang diikutinya, saat libur dia sering membantu orang tuanya di rumah, dia sekolah di sebuah sekolah favorite namanya International High School.
Setiap sore dia mengikuti kegiatan salsa di sebuah sanggar, Dina mempunyai banyak teman dari yang bisa disebut keren, cakep, cantik, tajir, sampai yang standar tapi Dina tidak pernah membeda-bedakan antara teman satu dan yang lainnya, Dina termasuk anak yang tidak suka keluar rumah untuk main kecuali ada kegiatan yang bermanfaat.
Setiap pagi Dina diantar oleh sopirnya untuk berangkat sekolah, ” Pak...cepetan donk..,udah hampir masuk, ngebut juga ga’papa ” kata Dina, ” Iya non...sebentar.., kalau ngebut nanti saya dimarahi papa non Dina ” jawab sopir Dina, ”Aduch...pak Ujang..ga’papa,,Dina jamin papa ga’akan tahu..please...”jawab Dina ngeyel, akhirnya pak Ujang ngebut menuruti kemauan Dina.
”Pak..........jangan tutup pintu gerbangnya dulu ya.....,aku mau masuk” Dina berteriak kepada satpam yang menjaga pintu gerbang, akhirnya Dina tidak jadi terlambat masuk kelas, sampai di kelas pelajaran sudah hampir dimulai, jam pertama pelajaran Sosiologi favorit Dina, padahal gurunya termasuk guru yang sangat menyebalkan karena sering memberi tugas khusus pada murid yang agak kurang penurut, tapi untung Dina termasuk anak yang baik.
Bel istirahatpun berbunyi, Dina segera menyerbu kantin bersama keempat kawannya, ”Sally....! cepetan donk ! jalan kayak kura-kura Brazil kayak gitu,” teriak Donita, ” Iya sabar dong cin..,”jawab Sally santai, ” Iya sayang..sabar dulu, Ega ma Lili aja sabar kok ” kata Dina menyela pembicaraan mereka. Sampai di kantin mereka segera memesan Mie Ayam Ma’e favorite mereka, mereka sangat dekat saat berada di sekolah tapi jika diluar sekolah mereka jarang bertemu karena rumah mereka berjauhan, dari kelima sahabat ini Dina adalah cewek yang paling besar mendapatkan perhatian dari orang tua karena setiap pergi kemanapun selalu diantar sopir, mau beli apapun pasti bareng sama mama, butuh apa tinggal minta, pulang agak sore dicariin sampai ditangisin mamanya.
Teman-teman Dina sering menyebutnya anak manja, tapi sebenarnya Dina anak yang mandiri, hanya orang tuanya yang sangat protect terhadapnya,maklum Dina punya suatu penyakit yang cukup mengkhawatirkan.
Kadang Dina juga merasa bosan kalau kemana-mana harus diantar dan terlalu diawasi, nonton konserpun semua keluarga ikut bersamanya, Dina punya keinginan untuk bisa kemana-mana bersama teman-temannya, paling tidak dia bisa libur sehari untuk menikmati waktu bebasnya tanpa sopir, papa, atau mamanya.
Saking kepenginnya dia sampai bermimpi bisa main bersama teman dan pacarnya ke tempat yang indah dan jauh dari orang tua, di dalam kehidupan nyata Dina tidak mempunyai pacar karena Dina terlalu diprotect jadi mana ada cowok yang mau sama cewek yang susah diajak ketemu apalagi punya kegiatan belajar yang banyak.
” Uuuh.....semalam mimpiku indah banget, bisa dapetin cowok dan keluar maen, temen-temen perlu tahu tentang mimpiku nue....hehehe” Dina bicara sendiri di kamarnya yang nyaman dan sejuk, tak lama kemudian Dina mengirimkan sms pada keempat temannya,” Teman-teman..aku mimpi indah banget...,kita bisa jalan bareng dan aku juga punya cowok cakep pula..hehehe”, tak lama kemudian satu persatu temannya membalas smsnya, ” Oalah...ndok..saking penginnya keluar ma kita & punya cowok, dirimu mimpi kayak gitu hehe” balas Donita, kemudian ada sms masuk lagi ” What’s??? Kayaknya ga’mungkin duech...hehehehehehehe” balas Sally, ada sms lagi ” Dina, kamu dah bosen hidup ya?klo kamu bener nglakuin itu? Papa & mamamu bisa keluar tanduknya hehehe..” balas Ega, ada sms lagi dari Lili ” Aku doa’in tercapai semua mimpi-mimpimu yang mungkin sulit diwujudkan..hehe..”.
Semua balasan dari teman-teman Dina membuat Dina manyun, karena temannya yakin Dina tidak mungkin diizinkan untuk mempunyai cowok ataupun pergi keluar rumah dengan temannya walaupun umur Dina sekarang 17 tahun, Dina pernah melakukan aksi protes pada orang tuanya tapi dicuekin.
Suatu hari Dina mengikuti suatu kegiatan pecinta alam yang diadakan di sebuah perbukitan yang sangat indah dan penduduknya yang ramah, Dina sangat menikmati kegiatannya, pada saat itu ada rombongan pecinta alam lain yang turut ikut serta, rombongan tersebut dari SMA Tarakanita, itulah awal pertemuannya dengan seorang cowok tapi Dina belum begitu menanggapinya, ” Wah..indah banget tempatnya...( gubrak,..! ),”Dina berbicara sendiri sambil berjalan menaiki bukit tanpa peduli di depannya ada orang sampai-sampai menabraknya,” Aduch..klo jalan ati-ati dong neng.!” kata seorang pemuda tampan, ”Ya Tuhan..maaf..aku tidak sengaja,”Dina meminta maaf, ”Ya..ya..ga’papa namamu siapa?”tanya cowok itu, ”Namaku Dina, kamu siapa?makasih ya dah maafin aku..”Dina mencoba menghilangkan rasa malunya karena keteledorannya, ” Aku Erlangga, mmmm...boleh minta...”obrolan mereka terputus karena Dina segera pergi bersama rombongannya yang lain ke tempat tujuan.
Sampai di atas bukit Dina mendirikan tenda perkemahan yang ternyata bersebelahan dengan tenda perkemahan Erlangga, saat acara api unggun bersama mereka lebih mendekatkan diri, namun Dina tidak begitu tertarik dengan Erlangga, sedangkan Erlangga terlibat cinlok dan cinta pada pandangan pertama dengan Dina, mereka saling bertukar nomor Hp, sampai mereka selesai berkemahpun masih tetap berkomunikasi.
Saat libur tiba Erlangga mencoba mengajak Dina pergi hang-out dengannya, dia mengirim sms yang isinya ”Din..,mumpung libur, hang-out bareng yuk!,”tak lama kemudian Dina membalasnya ” Sorry..aku ada salsa hari ini”, Erlangga agak kecewa mendengar jawaban Dina, namun dia tetap sabar menunggu kapan Dina bisa diajak hang-out bareng.
Dina menjalani hari-hari dengan penuh kesibukan walaupun libur,pada saat malam hari saja Dina bisa beristirahat dan smsan dengan Erlangga, ” Malem Din, gimana hari ini?”Erlangga memulai pembicaraan, ”Malem juga..,aku ge istirahat,capek,”Dina mulai curhat, ” Klo capek, kamu harus refreshing, gimana kalau besok makan bareng aku ”Erlangga mencoba mengajaknya lagi, ”Waduch............besok ga isa, aku mau kerja kelompok ” Dina mulai dengan jawaban yang mengecewakan lagi, ” Yawdah, kapan-kapan aja ga’papa ”
Berkali-kali Erlangga mencoba mengajak Dina namun sia-sia, lalu Erlangga memberanikan diri datang ke sekolah Dina pada saat jam pulang sekolah untuk mengajaknya pulang bareng, saat itu Dina cuek sekali, tiba-tiba Erlangga menarik Dina untuk naik motornya, akhirnya Dina terbawa ajakan Erlangga.
Di jalan Dina ribut mengajak pulang karena Dina tak pernah berani pulang telat karena takut dimarahin orang tuanya, tapi Erlangga mencoba menenangkan Dina dan bersedia meminta maaf pada orang tua Dina kalau Dina dimarahi, akhirnya Dina nurut...
Saat pergi bareng Erlangga mengajak Dina makan siang karena Erlangga tahu Dina tak pernah makan telat, setelah makan Dina kembali ribut mengajak pulang ke rumah akhirnya Erlangga mengantar Dina pulang tapi tidak sampai depan rumah, sampai di rumah untung saja Dina tidak dimarahi orang tuanya karena saat itu orang tuanya sedang pergi ke kantor, malam harinya Erlangga meminta maaf karena telah membawa pergi tanpa ada persetujuan darinya, Dina memaafkan Erlangga.
Hari demi hari dilalui Dina seperti biasanya, Erlangga juga terus mencoba mengajak Dina pergi bersama saat libur sekolah.
”Din, keluar yux’z...sekali ajah kita main bareng tapi kamu juga seneng coz aq pengin kluar ma km”, Dina mambalas sms Erlangga ” Duch...gmn y???,” Erlangga mencoba membujuk Dina dengan nada memelas, akhirnya Dina setuju, Dina mencoba berpamitan pada orang tuanya pergi main bersama teman, untung saja orang tua Dina memperbolehkan karena Dina ngakunya pergi dengan teman cewek.
Dina diajak pergi ke pantai yang jauh sekali, seperti biasa Dina ribut mengajak pulang karena takut dimarahi ”Hehhhh...mau dibawa kemana Aku??????”, Erlangga menjawab ”Udah deh..kamu jangan nyanyi terus..ntar kamu juga tau”, Dina menjawab ”Gila loe.....!!!! yang bener ajah aku harus pulang! Aku mau pulang pulang pulang pulang! ”, ”Ni cewek ribut aja! Belum pernah aku nemu cewek kayak kamu, ga seneng ku ajak main” Erlangga mulai kesal tapi dia tetap mengajak Dina ke pantai itu. ” Heh..anak jelek,turunin aku di sini kalau ga aku loncat !” Dina mengancam, ” Gila loe...tapi loncat aja tuh....ntar aku tinggal ” Erlangga mengancam sambil tertawa, akhirnya Dina mulai diam, sampai di pantai Dina terkejut karena ia belum pernah merasakan suasana yang benar-benar seperti teman sebayanya yang sering main ke pantai bersama pacar ataupun temen, di situ Erlangga menjelaskan bahwa ia ingin mengajak Dina menikmati waktu libur dengan membebaskan diri dari aktifitas melelahkan, saat itu Dina baru tersenyum tapi ujung-ujungnya minta pulang lagi, Erlangga ngalah dan mengantar Dina pulang.
Di perjalanan pulangpun mereka terus saja ribut sampai-sampai pengendara lain tertawa melihat tingkah mereka yang mirip anak kecil, ada juga yang bilang ” Mbak kalau pacaran kok ribut terus c??”,serentak Erlangga dan Dina menjawab ” Ogah....punya pacar kaya orang ini ”otomatis orang tersebut tambah heran.
Sekali lagi Erlangga merubah hidup Dina yang tadinya tidak pernah mau mengungkapkan isi hatinya dengan lantang di depan orang, saat libur hari Minggu Erlangga juga menculik Dina pergi dari rumah untuk main, Erlangga tidak kehabisan akal untuk membawa Dina pergi ke tempat yang menyengkan, Dina di bawa ke sebuah tempat wisata bersejarah, seperti biasa Dina selalu ribut ingin cepat pulang, seperti biasa juga Erlangga dengan pintar menjawab ocehan Dina sampai Dina capek berceloteh, tapi waktu itu Dina benar-benar marah pada Erlangga karena ia sering mengajak main dan membolos les, ”Kamu tau ga?aku tu bener-bener sebel ma kamu, aku ga’mau pergi ma kamu lagi, aku ga mau!”, Erlangga menjawab ” OK! Kalo gitu sekarang kuantar kamu pulang dan aku ga’kan nemuin kamu lagi”, setelah pertengkaran itu mereka tidak pernah berkomunikasi lagi, namun pada suatu malam Dina bermimpi tentang Erlangga, ternyata Dina merindukannya karena dia telah memberikan apa yang tidak pernah Dina rasakan sebelumnya, dan dia telah memberikan apa yang menjadi impiannya yaitu menjadi seperti teman-temannya yang ceria penuh warna.
Sama halnya dengan Erlangga yang terus memkirkan perkataannya dahulu pada Dina, dan ia menyesal kenapa ia menuruti kata Dina untuk mengantarkan pulang, seperti tidak mengenal Dina saja yang selalu ribut seperti itu, dan Erlangga baru sadar kalau Dina itu beda dengan cewek lainnya yang senang dengan kencan pergi jauh, akhirnya mereka sepakat berbaikan lagi, mereka sama-sama sadar bahwa mereka adalah teman yang saling melengkapi, tapi sayang Erlangga kini pindah ke pulau lain mengikuti orang tuanya, sehingga Dina tidak bisa bertemu dengannya lagi, kecuali nanti saat Erlangga sudah sukses dan akan kembali mencari Dina untuk memperistrinya karena mereka saling melengkapi.
Ingatlah teman.....,jika kita menemukan seseorang yang berbeda dengan kita, kita tak bisa merubah kepribadian orang tersebut namun jadikanlah orang itu sebagai pelengkap hidup kita..
Kireina.....